Sabtu(24/4), Acara Ngobrol Bareng bertema “Kontekstualisasi Pesan Kartini di
Masa Kini” yang diselenggarakan Ikatan Guru Indonesia (IGI) DKI Jakarta bekerjasama dengan Kartini Institute berlangsung
lancar. Kegiatan yang dilakukan secara virtual melalui zoom
meeting ini diikuti sekitar seratus guru yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
Bertindak sebagai narasumber yaitu Virolia Pramadita Putri, Co Founder kartini Institute dan Drs. Moh Shobirienur Rasyid, guru Sejarah juga Ketua KKF (Komunitas Kopikiran Film). Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Wilayah IGI DKI Bapak Djamalludin, M.Pd dan diawali dengan sambutan oleh dewan pembina IGI DKI, Bapak Iwan Ridwan, M.Pd.
Dalam sambutannya Iwan ridwan mengungkapkan Kartini adalah seorang pemikir yang inspirasional. Pemikiran Kartini tidak hanya tentang wanita tetapi menyeluruh. Kartini adalah seseorang yang sangat kritis terhadap fenomena – fenomena yang terjadi di masa itu. Beliau juga menegaskan bahwa literasi adalah bagian penting, sebagaimana Kartini selalu menuliskan ide idenya dalam surat yang dikirimkan melalui sahabatnya, Ny stella dan Abedannon. Sehingga pemikiran- pemikiran Kartini bisa abadi hingga saat ini. Menurutnya, Sosok Kartini adalah tokoh Literasi yang dengan pemikirannya dapat mengubah dunia.
Virolia menjelaskan tentang bagaimana Kartini Institute ini muncul dari kegelisahan atas segala permasalahan dan capaian pendidikan di Kota Rembang. Kartni Institute mencoba ikut berkontribusi dalam pendidikan terhadap siswa – siswa di kota Rembang, mulai dari pembuatan aplikasi pembelajaran secara gratis hingga membuka program “Kartini mengajar”.
Pesan yang diangkat dan menjadi tagline Kartini Intitute adalah
perkataan dan motivasi Kartini “Aku Mau”, dua kata yang menurutnya mudah
diucapkan namun tidak mudah dalam mengimplementasikannya.
Sementara Shobirienur Rasyid membahas sisi sejarah mulai dari Ratu Kalinyamat hingga RA Kartini, Fakta-fakta tentang RA Kartini. hingga kontras dan perlawanan yang dihadapi Kartini pada masanya. Menurutnya Kartini mempunyai pemikiran yang jauh melompati masanya. Senada dengan Iwan Ridwan, Shobirienur berpendapat walau berada di lokal, Kartini mempunyai pemikiran besar, dan mempunyai konteks internasional, dibuktikan dengan komunikasi yang dibangun dengan sahabat – sahabatnya di eropa.
Tampak semua peserta begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Heddy Mochtariza dari Jakarta mengatakan senang menyimak paparan nara sumber. “Webinar ini sangat bermanfaat, menambah inspirasi dan informasi tentang bagaimana seharusnya seorang wanita memainkan perannya baik sebagai seorang anak, istri, ibu dan anggota masyarakat, “ujarnya.
Demikian juga dengan Azimah salah seorang guru dari lampung,
mengungkapkan rasa puasnya dengan mengikuti kegiatan ini. “Mencerahkan kembali
bagaimana peran guru dalam menerapkan
pesan – pesan Kartini dan mengimplementasikannya dalam dunia pendidikan,
“tuturnya.
Posting Komentar