Pandemi Covid 19 yang sama-sama kita rasakan selama dua tahun ini membuat berbagai perubahan dalam pembelajaran tidak hanya metode belajar juga penggunaan waktu belajar di kelas. Jumlah jam pelajaran permapel pada Pembelajaran Tatap Muka di kelas dibatasi dan tidak lagi sama dengan masa sebelum pandemi. Karenanya hal ini mengharuskan kita sebagai guru menggunakan strategi Pembelajaran Campuran Sinkron dan Asinkron.
Tak dapat dipungkiri pandemi membuat percepatan peningkatan teknologi. Murid-murid tak lagi canggung memegang dan memainkan gawainya dalam berbagai kesempatan. Mereka sering kali disebut sebagai generasi milenial yang hidup di masa tekhnologi berkembang. Era kini, murid – murid seolah tak dapat dipisahkan dari gadget ataupun Handphone. Sebagai guru saya ingin murid – murid tetap dapat menikmati proses pembelajaran yang menyenangkan, memantik kreativitas serta dapat saling berkolaborasi namun tetap dapat menggunakan gadget yang mereka miliki. Sebagaimana perkataan sahabat Nabi: “ Ajarilah anak – anakmu sesuai dengan zamannya, karena merekahidup di zaman mereka bukan di zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”. (Ali bin Abi Thalib)
Dalam Pembelajaran Campuran yang saya akan terapkan, menggabungkan beberapa pembelajaran sehingga menjadi pengalaman pembelajaran yang terintegrasi adalah tantangan tersendiri. Demikian juga dengan pilihan modalitas teknologi yang akan mendukung pembelajaran menjadi hal terpenting yang harus dipikirkan. Termasuk kolaborasi dengan orang tua adalah hal utama yang kita lakukan agar strategi yang ingin saya terapkan mendapat dukungan orang tua siswa yang ujungnya akan membantu siswa dalam proses pembelajaran di rumah.
Menghadapi tantangan tersebut, saya menggabungkan pelajaran bahasa Indonesia, IPS dan SBdP. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan SBdP siswa-siswa belajar tentang materi iklan elektronik serta membuat desain grafis dalam bentuk Poster. Tidak hanya itu, siswa dibebaskan memilih jenis produk yang akan dbuat iklannya. Mereka akan berlatih menjadi produsen sekaligus distributor. Karena dalam foto yang dicantumkan dalam poster mereka bisa membuat jenis makanan atau produk lain yang dapat mereka buat sendiri siswa. Tidak sedikit juga yang ingin mencantumkan produk dagangan orang tuanya. Hal ini adalah implementasi dari mata pelajaran IPS dalam bidang ekonomi masyarakat. Siswa juga berlatih marketing dan pemasaran ketika diakhir kegiatan, poster iklan yang dibuat mereka posting dalam medsos yang mereka miliki.
Strategi Awal dalam pembelajaran Sinkron adalah saya memandu siswa menggunakan modalitas tekhnologi yang mendukung pembuatan poster yaitu CANVA EDU. Mengenalkan mereka tentang canva edu dan meminta mereka bergabung dalam Kelas CANVA yang sudah disiapkan. Serta sharing tentang langkah – langkah pembuatan poster iklan kepada seluruh murid.
Ada sedikit keraguan diawal, kalau-kalau modalitas/aplikasi ini akan menyulitkan murid. Nyatanya, seperti paparan saya diawal hal itu tidak terbukti. Murid-murid kini adalah generasi milenial, yang dengan mudah sekali faham bagaimana mendownload aplikasi canva yang belum ada pada gadgetnya, masuk kelas canva edu menggunakan tautan undangan atau email yang dikirimkan. Tentu saya percaya pada kolaborasi orang tua dalam mendampingi murid-murid mengikuti pembelajaran, karena masih ada murid yang menggunakan gadget milik orangtua untuk belajar.
Strategi Pembelajaran Campuran berikutnya adalah Asinkron, ini lebih banyak dilakukan di rumah tentunya dengan waktu yang berbeda-beda. Kelebihan Kelas Canva Edu, murid-murid dapat mengeksplor fitur-fitur menarik yang mendukung kreativitas mereka dalam membuat poster. Kelebihan Dalam kelas Canva Edu ini, baik siswa dengan siswa maupun siswa dan guru dapat berkolaborasi secara langsung dalam kelas canva tanpa perlu bertatap muka. Sehingga guru dapat melihat proses pembuatan poster dan siswa juga mendapat umpan balik secara langsung sehingga dapat mengirim atau memperbaiki poster yang dibuat sesuai umpan balik tanpa mengunduhnya terlebih dahulu. Tidak hanya itu, kelas canva edu juga memudahkan siswa dalam mempresentasikan hasil karyanya, karena dalam kelas canva setiap siswa yang tergabung dapat melihat hasil karya teman lainnya.
Setelah batas waktu yang telah disepakati, siswa memperesentasikan hasil karyanya dalam kelas Sinkron. Saling memberikan tanggapan dan apresiasi terhadap karya teman lainnya. Dan Releksi siswa pun beragam, namun semuanya menunjukkan antusiasme dalam belajar. Hal ini menggembirakan buat saya sebagai guru. Mereka belajar tidak sekedar mengerjakan tugas. Tetapi mereka memperoleh pengalaman langsung dalam proses belajarnya. Mereka dapat meningkatkan keterampilan berpikirnya, motoriknya, hingga imajinasi dan inovasinya.
“ Membuat poster menyenangkan sekali bu, saya dapat belajar desain yang keren, ungkap Raihana.
“iya bu, keren ya bu, canva edu ini, bisa langsung kirim dan dapat nilai, ujar Gibran.
“Kalau saya sih seneng bu, soalnya gak cape-cape gambar, bisa langsung pake HP buat posternya, kata Arkan melengkapi.
“Saya juga senang bu, soalnya saya bisa masukkan foto makanan yang saya buat kemaren, tambah Gladies.
Berbeda dengan Ryu murid saya yang kadang lucu, :Kalau saya senang bu, soalnya bisa dikerjain di rumah, jadi bisa dibantuin ibu. sambil senyum-senyum, jawabnya.
Demikian sebagian kecil celoteh murid – murid sebagai refleksi mereka dalam pembelajaran. Namun saya menyakini perubahan besar terjadi, Kini mereka dapat menggunakan gadget/Handphonenya dengan lebih bijak. Mereka antusias menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Karena ternyata hal itu tidaklah sulit, semudah mereka bermain game. Orangtuapun mendukung penuh akan kreativitas yang dapat dihasilkan murid-murid.
إرسال تعليق