Drongkak Kepercayaan Diri Siswa dengan Bercerita

 

Tidak semua orang mempunyai kepercayaan diri yang baik. Padahal, kepercayaan diri adalah sikap penting yang harus dimiliki setiap individu. Terutama dalam kehidupan sosial di masyarakat kepercayaan diri dipercaya, dapat menjadi kunci kesuksesan hidup seseorang.

Kepercayaan diri merupakan kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang memiliki rasa percaya diri mengetahui kemampuan dirinya dan dapat menggunakan kemampuannya untuk melakukan suatu hal. Sebaliknya, Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif serta kurang percaya pada kemampuannya sehingga ia sering menutup diri.

Berdasarkan konsep tersebut, kepercayaan diri adalah sikap mental yang sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap orang, termasuk siswa. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan atau kompetensi di dalam dirinya. Begitu pula dengan siswa. Namun, Kepercayaan diri masih menjadi permasalahan. Tidak semua siswa merasa percaya diri dengan kemampuannya.

Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi ini. Baik internal ataupun eksternal. Antara lain, pola asuh orang tua dirumah, kematangan usia, jenis kelamin, penampilan fisik, hubungan keluarga ataupun teman sebaya.  Siswa yang kurang berinteraksi akan muncul sikap minder, takut untuk menunjukan dirinya dan selalu khawatir terhadap penilaian negatif orang lain.

Menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri siswa adalah tanggung jawab banyak pihak. Lingkungan juga berperan dalam pertumbuhan mental seorang siswa berubah dari waktu ke waktu, sesuai tahapan usia.

Karena itulah, menumbuhkan sikap percaya diri menjadi salah satu peran penting yang dapat dilakukan oleh guru di lingkungan sekolah. Salah satu yang dapat diupayakan guru untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil berbicara dan bercerita di depan kelas, diantara teman-temannya.

Program RASI – Rabu Literasi yang dilakukan setiap hari Rabu pagi kelas VB MI Assaadiyah Attahiriyah ini digunakan untuk memupuk kepercayaan diri siswa ini. Jika biasanya kegiatan Literasi hanya digunakan untuk membaca buku selama kurang lebih lima belas menit, kali ini kegiatan di variasikan dengan kegiatan bercerita yang dilakukan oleh siswa.

Pada hari sebelumnya, guru menunjuk dua orang siswa untuk mempersiapkan diri membaca salah satu cerita yang disukai di rumah, untuk di ceritakan kembali di depan kelas keesokan harinya. Masing- masing akan bercerita selama kurang lebih 5-10 menit. Guru juga memberikan kebebasan pada siswa untuk memilih bahan bacaan atau cerita. Mereka dilatih kemandirian dalam cara.

Awalnya, siswa yang ditunjuk menolak, karena merasa tidak mampu dan tidak percaya diri. Ada juga yang beralasan tidak mempunyai sumber bacaan/ buku cerita. Maka saya sebagai guru memberikan solusi dengan meminjamkan buku cerita yang tersedia di perpustakaan kelas/pojok baca. Akhirnya, setelah mendapatkan solusi, penguatan dan motivasi siswa tersebut bersedia mencoba.

Rabu (8/2/2023), setelah pelaksanaan pembiasaan shalat Duha, sebelum memulai pembelajaran dua anak yang telah disepakati pada hari sebelumnya pun tampil bercerita. Ada yang masih sambil sesekali membaca teks dan ada juga yang sudah mampu bercerita tanpa teks.

  

“Saya bawa kertas ya bu, soalnya tidak hafal”, Ujar Rafael.

“Oke, baiklah”.  Jawabku tersenyum.

Sementara Ghifari berkata, Saya sudah hafal bu, jadi gak perlu bawa buku.”

“Sip 👍🏻, ujarku sembari mengacungkan jempol.

Tiap anak, memang mempunyai kemampuan masing-masing bukan? Disinilah penerapan diferensiasi pembelajaran dilakukan.

Dan ternyata praktik baik literasi ini mampu memberikan dampak positif bagi kepercayaan diri siswa saat berbicara di depan teman-temannya.  Perlahan, kepercayaan diri mereka mulai terbangun, ekspresi dan kreatifitas dalam bercerita pun muncul dengan baik. Dan tanpa disadari mereka juga belajar mengembangkan kemampuan berkomunikasi, melalui penguasaan tata bahasa yang mereka terapkan serta gaya mereka dalam bercerita.


Dengan kemampuannya masing-masing Rafael dan Ghifari mampu membuat teman-temannya terpukau dan terhibur setelah mendengar cerita mereka. Tepuk tangan meriahpun diberikan sebagai tanda apresiasi bagi keduanya.

Jelas dampaknya luar biasa bagi para siswa. Kegiatan bercerita dalam program RASI-Rabu Literasi ini selain dapat  memupuk kepercayaan diri juga  sebagai implementasi penguatan karakter dimensi kreatifitas dan mandiri dalam proses pembelajaran, yang merupakan dimensi dari Profil Pancasila.   

2 تعليقات

  1. Assalamualaikum literasi bagus sekali dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri terhadap siswa dan mental kita yg menceritakan di depan kelas🙏

    ردحذف
  2. Semangat berliterasi👍

    ردحذف

إرسال تعليق

أحدث أقدم